Kamis, 08 Maret 2018

IT Strategic Alignment

IT Strategic Alignment 

Keselarasan Bisnis-IT (IT Strategic Alignment )
          adalah negara dinamis di mana sebuah organisasi bisnis dapat menggunakan teknologi informasi (IT) secara efektif untuk mencapai tujuan bisnis – biasanya meningkatkan daya saing kinerja keuangan atau pasar”.

Strategic Alignment” artinya :
Getting everything aligned so working together, BUKAN competing each other (sehingga menekan potensi konflik dalam organisasi)!
Bagian dari perencanaan strategis, yakni memastikan People, Products, Processes, & Systems mendukung tujuan-tujuan Bisnis/organisasi.
Keuntungan “Strategic Alignment” :
Tujuan tercapai dengan menggunakan sumber daya organisasi lebih efisien (termasuk waktu & biaya).
Organisasi dapat bergerak maju lebih mudah pada jalur yang tepat (menuju tujuan organisasi).
IT Strategis Alignment dapat dilakukan dengan :

Strategic Alignment Model (SAM)
Melibatkan empat domain dasar pilihan strategis, yaitu:
Strategi bisnis
Strategi teknologi informasi
Infrastrustur dan proses organisasi
Infrasruktur dan proses teknologi informasi

COBIT
          Control Objective for Information & Related Technology (COBIT) adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis IT (Sasongko, 2009).

BSC / IT-BSC

BSC
          adalah salah satu alat yang digunakan oleh manager untuk mengukur kinerja suatu bisnis yang dilihat dari empat perspektif.

IT-BSC
          Penggunakan IT Balanced Scorecard merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk membantu penyelarasan IT dan bisnis. Tujuannya adalah membuat sebuah fasilitas bagi pelaporan manajemen, menumbuhkan konsensus di antara stakeholder kinci mengenai tujuan strategis IT, menumbuhkan konsensus.

IT-Business Alignment dengan COBIT (Control Objectives for Information &  related Technology)Control Objectives IT (CoBIT) 
          Merupakan standar internasional dalam pengarahan dan kendali Teknologi Informasi pada suatu organisasi. CoBit memuat standar-standar untuk mengukur tingkatan proses tata kelola TI.

Domain Process:

Plan and Organize
Acquire and Implement
Delivery and Support
Monitor and Evaluate













COBIT untuk IT-Business Alignment
COBIT merekomendasikan 17 TUJUAN BISNIS
COBIT merekomendasikan 28 TUJUAN TI
COBIT telah mendefinisikan 4 Domain Tata Kelola TI:  Plan and Organize (PO), Acquire and
Implement (AI), Delivery and Support (DS), & Monitor and Evaluate (ME)
COBIT merekomendasikan PROSES-PROSES TI apa saja yang ada dalam setiap Domain.
COBIT mendefinisikan Objective Controls untuk setiap PROSES TI (parameter penilaian keberhasilan aktifitas-aktifitas dalam sebuah proses TI)




Plan And Organise 
  mencakup masalah mengidentifikasikan cara terbaik TI untuk memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan bisnis organisasi. Domain ini menitikberatkan pada proses perencanaan dan penyelarasan strategi TI dengan strategi organisasi






Acquire and Implement
          menitikberatkan pada proses pemilihan, pengadaan dan penerapan TI yang digunakan. Pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan, harus disertai solusi-solusi TI yang sesuai solusi TI tersebut diadakan, diimplementasikan dan diintegrasikan kedalam proses bisnis organisasi

Jumat, 02 Maret 2018

Alasan belajar Audit Sistem Informasi

Alasan  Kenapa belajar Audit Sistem Informasi :
1. untuk memberikan suatu hasil evaluasi yang independen mengenai kesesuaian dan kinerja dari TIK yang ada, apakah sudah dapat melindungi aset TIK,
2. menjaga integritas dan ketersediaan sistem dan data,
3. menyediakan informasi yang relevan dan handal,
4. dan mencapai tujuan organisasi dengan efektif, serta menggunakan sumber daya TIK dengan efisien

(Rangkuman 3) 5 Area Fokus Tata kelola Teknologi Informasi

5 Area Fokus 
Tata kelola Teknologi Informasi



1. Keselarasan Strategi (Strategic Alignment). 
      “IT Alignment is a journey not a destination”  menggambarkan bahwa keselarasan strategi TI dengan strategi TI dengan strategi bisnis adalah sebuah proses untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam penerapan tata kelola TI dengan bisnis untuk masa sekarang dan masa yang akan dating saja yang menjadi pokok utama dalam Stategic Alignment , tetapi juga kemampuan untuk meningkatkan nilai bisnis yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

2. Penciptaan Nilai (Value Delivery).
        Menurut ITGI (IT Governance Institute, 2006), Layan TI sendiri tidak akan mampu memberikan manfaat secara langsung terhadapbisnis. Manfaat tersebut hanya bisa dihasilkan bila TI (Teknologi Informasi ) diimplementasikan bersama-sama dengan peningkatan dalam bisnis, bisnis proses, kompetensi dan prinsip kerja tiap individu dalam perusahaan, serta perubahanperubahan yang dilakukan didalam perusahaan itu sendiri. Prinsip - prinsip dasar IT value adalah tepat waktu, sesuai anggaran dan dengan manfaat yang dimaksudkan. Oleh karenanya proses TI harus dirancang, digunakan dan dioperasikan dengan cara yang efisien dan efektif yang memenuhi tujuan dan harapan perusahaan yang ditentukan oleh business value driver yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

3. Manajemen Sumber Daya (Resource Management).
       Pengelolaan sumber daya TI harus dilakukan secara tepat untuk kebutuhan bisnis.Sumber daya TI tersebut meliputi : perangkat lunak, perangkat keras, infrastruktur IT, peningkatan kualitas SDM dalam bidang TI dan hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan dalam bidang teknologi.

4. Manajemen Risiko (Risk Management). 
       Manajemen resiko menitikberatkan pada hal-hal yang berkenaan dengan pengendalian internal dan hubungan antara perusahaan dengan pelanggan, stakeholder dan shareholder. Segala kemungkinan resiko harus dapat diidentifikasikan sehingga dapat dilakukan langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi dampak dari terjadinya resiko tersebut. Untuk melaksanakan pengelolaan terhadap risiko, dibutuhkan kesadaran  nggota organisasi dalam memahami adanya risiko, kebutuhan organisasi, dan risiko-risiko signifikan yang dapat terjadi, serta menanamkan tanggung jawab dalam mengelola risiko yang ada di organisasi. Manajemen risiko pada teknologi informasi merupakan hal yang sangat penting. Risiko yang biasa dihadapi pada teknologi informasi antara lain serangan virus yang dapat melumpuhkan kerja teknologi informasi, serangan pihak lain dengan tujuan untuk mengacaukan sistem maupun untuk mencuri data, kesalahan sistem, kerusakan sistem pendukung misalnya jaringan listrik putus, dan lain-lain. Semua risiko yang mungkin dihadapi tersebut harus diantisipasi sehingga ketika risiko tersebut terjadi tidak menyebabkan kerugian yang fatal.

5. Pengukuran Kinerja (Performance Measurement).
     Pengukuran kinerja akan menjadi tolok ukur keberhasilan penerapan tata kelola teknologi informasi. Hal ini dapat memberikan gambaran apakah hasil kinerja terhadap domain tata kelola TI sudah sesuai dengan tujuan masing-masing. Pada accountability, investasi teknologi informasi harus dapat dipertanggung jawabkan. Pertanggungjawaban ini berdasarkan suatu ukuran / kriteria tertentu sehingga investasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria tersebut dinilai berdasarkan kinerja yang dihasilkan oleh teknologi informasi terhadap proses bisnis dan tujuan organisasi secara keseluruhan. Penelusuran dan pengawasan implementasi dari strategi, pemenuhan proyek yang berjalan, penggunaan sumber daya, kinerja proses dan penyampaian layanan dengan menggunakan kerangka kerja seperti Balanced Scorecard yang menerjemahkan strategi ke dalam tindakan untuk mencapai tujuan terukur dibandingkan dengan akuntansi konvensional